Blogroll

DANIEL

Rabu, 29 Februari 2012

Kitab Daniel, yang ditulis dalam bahasa Ibrani dan bahasa Aram, adalah sebuah kitab yang terdapat dalam Alkitab Ibrani (Tanakh) dan Perjanjian Lama di Alkitab orang Kristen. Kisah dalam kitab ini terjadi pada masa pembuangan di Babel, sebuah masa ketika bangsa Yahudi dibuang dan diasingkan ke Babel. Kisah ini berlangsung sekitar seorang tokoh yang bernama Daniel, seorang pemuda yang dibawa dari Yerusalem ke Babel oleh raja Nebukadnezar untuk dilatih melayani dalam istana raja.[1]
Buku ini mempunyai dua bagian yang berbeda: serangkaian cerita dan 4 penglihatan apokaliptik. Tiga narasinya melibatkan Daniel, yang mempunyai karunia bernubuat, menafsirkan mimpi dan tanda-tanda ilahi. Dua narasi lainnya menampilkan bangsa Israel yang telah dijatuhi hukuman karena kesalahan mereka dan yang secara ajaib terlepas dari hukuman mati. Pada bagian kedua buku ini, si penulis mengungkapkan dan sebagian menafsirkan serangkaian penglihatan yang digambarkan dalam orang pertama.
Kitab Daniel ini menarik sebab beberapa bagian kitab ini yaitu dari pasal 2:4a sampai 7 ditulis dalam bahasa bahasa Aram sedangkan lainnya dalam bahasa bahasa Ibrani. Hal ini menyebabkan para pakar menyimpulkan bahwa keseluruhan kitab ini tidak ditulis oleh penulis yang sama.
Bagian yang pertama, keenam pasal pertamanya, terdiri atas serangkaian kisah istana yang tidak terangkai erat, menjalin narasi-narasi yang besifat mengajar, atau kisah-kisah mujizat. Cerita yang pertama ditulis dalam bahasa Ibrani, lalu bahasa Aram digunakan mulai dari ps. 2:4, dimulai dengan pembicaraan tentang “para Kasdim” hingga pasal 7. Kemudian bahasa Ibrani digunakan lagi mulai dari ps. 8 hingga ps. 12. Tiga bagian hanya dilestarikan dalam Septuaginta, dan dianggap apokrif oleh orang-orang Kristen Protestan dan Yahudi, dan deuterokanonik oleh orang-orang Kristen Katolik dan Ortodoks.
  1. Daniel menolak makan daging di istana
  2. Nebukadnezar bermimpi tentang patung yang dibuat dari empat jenis logam dengan kakinya yang dibuat dari campuran besi dan tanah liat, yang ditafsirkan Daniel sebagai empat kerajaan berturut-turut (bandingkan Kerajaan Kelima)
  3. Kisah tentang dapur api, tempat Ananias (Hananya/Sadrakh), Azarya (Abednego), dan Misael (Mesakh) dibuang karena menolak untuk menyembah kepada patung emas; Allah menyelamatkan mereka dari api tersebut
  4. Nebukadnezar menceritakan mimpinya tentang sebuah pohon yang tinggi, lalu menjadi gila dan kemudian waras kembali
  5. Pesta Belsyazar; di sini Daniel menafsirkan tulisan mene mene tekel upharsin
  6. Daniel di gua singa
  7. Susana dan para tua-tua (apokrif bagi Protestan)
  8. Bel dan Naga (apokrif bagi Protestan)Menurut tradisi, Kitab Daniel diyakini ditulis oleh orang yang bernama sama pada masa dan tak lama sesudah pembuangan di Babel pada abad ke-6 SM. Sementara kebanyakan sarjana Kristen konservatif dan Yahudi Ortodoks masih menegaskan tanggal ini sebagai waktu yang realistik, di kalangan sarjana liberal terdapat konsensus bahwa arkeologi dan analisis tekstual menunjukkan waktu penulisan yang jauh di kemudian hari.
    Pembagian ini terutama disebabkan oleh teologi: para sarjana Alkitab yang konservatif menerima klaim Alkitab bahwa nabi-nabi dapat melihat jauh ke masa depan dan kemudian menggambarkan apa yang mereka lihat di dalam bahasa lisan atau tulisan. Para sarjana Alkitab yang liberal, yang berasal dari aliran Kritik Tinggi Jerman, menolak pendapat bahwa nabi-nabi dapat melihat jauh ke masa depan, bahwa pada kenyataannya Daniel tidak mempunyai penglihatan seperti itu. Hal ini membangkitkan lebih banyak persoalan daripada memecahkannya. Banyak dari metafora yang digunakan dalam penglihatan-penglihatan Daniel cukup hidup, menunjuk kepada individu-individu dan kerajaan-kerajaan tertentu. Spesifisitas dari penglihatan-penglihatan ini merupakan garis pemisah di antara kedua kubu. Jadi, para ahli liberal harus mengatasi masalah spesifisitas Daniel, menetapkan waktu penulisan Kitab Daniel jauh belakangan (lihat di bawah) dan menghubungkan kitab ini kepada seorang penulis yang tidak dikenal yang menampilkan Daniel sebagai si pengarang kitab ini yang memakai namanya.
    Penetapan waktu penulisan Kitab Daniel yang belakangan ini terbagi pada dua kubu: yang pertama mengatakan bahwa kitab ini secara keseluruhan ditulis oleh satu orang pengarang pada masa dicemarkannya Bait Suci Yerusalem (168-165 SM) di bawah penguasa Seleukus Antiokhus IV Epifanes (memerintah 175-164 SM), yang lainnya menganggapnya sebagai kumpulan cerita yang berasal dari waktu yang berbeda-beda di sepanjang periode Helenis (dengan sebagian bahannya kemungkinan berasal dari periode Persia yang terakhir), dengan penglihatan-penglihatan dalam pasal 7-12 ditambahkan di kemudian hari pada masa pencemaran Bait Suci oleh Antiokhus. John Collins berpendapat bahwa menurut analisis tekstual bagian "kisah-kisah istana" dari Daniel ini tidak mungkin ditulis pada abad ke-2 SM. Dalam entrinya untuk Kitab Daniel pada 1992 dalam Anchor Bible Dictionary, ia menyatakan "jelas bahwa cerita-cerita istana dalam pasal 1-6 'tidak ditulis pada masa Makabe'. Bahkan tidak mungkin kita mengisolir satu ayat pun yang menunjukkan penyisipan oleh seorang redaktur dari masa tersebut."
    Flavius Yosefus, penulis sejarah untuk raja-raja Romawi sekitar abad pertama Masehi, mencatat bahwa Aleksander Agung menerima salinan Kitab Daniel dari imam Yahudi ketika ia merebut Yerusalem pada musim gugur tahun 332 SM.(Antiquities of the Jews XI, pasal viii, alinea 3-5) Imam Besar "Yaddua" menunjukkan bahwa Kitab Daniel sudah menubuatkan bahwa tentara Yunani (Aleksander Agung) akan mengalahkan tentara Persia hampir 200 tahun sebelumnya. Aleksander sangat terkesan, ia melarang tentaranya untuk merusak Yerusalem, bahkan turut mempersembahkan korban kepada Tuhan sesuai aturan imam-imam.
    Seperti yang disebutkan di atas, Doa Azarya dan Nyanyian Ketiga Anak dari bagian Kitab Daniel yang deuterokanonik digunakan secara luas dalam doa Ortodoks dan Katolik.
    Berbagai episode dalam paruhan pertama dari kitab ini digunakan oleh orang Kristen sebagai cerita-cerita yang bermuatan pesan moral, dan sering dianggap sebagai kejadian-kejadian yang kelak akan muncul dalam kitab-kitab Injil.
    Bagian apokaliptik terutama sangat petning bagi orang Kristen karena gambaran tentang "Anak Manusia" (Dan. 7:13). Menurut kitab-kitab Injil, Yesus menggunakan gelar ini sebagai nama pilihannya untuk dirinya sendiri. Hubungan dengan penglihatan Daniel (yang dipertentangkan dengan penggunaannya di dalam Kitab Yehezkiel) dibuat jelas dalam kitab Injil Matius dan Markus (Mat. 27:64; Mrk. 14:62). Orang Kristen melihat hal ini sebagai klaim langsung oleh Yesus bahwa dialah sang Mesias itu.

    DOA BERSAMA MARET
    PA KITAB DANIEL
    31 MARET 2012 (@ Kel. Muaja - Rapar)

0 komentar

Posting Komentar